Mendikbud: Tidak Ada Lagi Nomor Induk Siswa Nasional, Diganti dengan NIK - NISN Merupakan Nomor Induk Siswa Nasional, setiap siswa di seluruh sekolah maupun madrasah di seluruh Indonesia akan memiliki NISN yang berbeda. NISN sangat penting sekali bagi siswa-siswi diseluruh sekolah, karena merupakan salah satu identitas penting untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.
Namun, di tanggal 22 Januari 2019 kemarin, ada kabar yang mengejutkan terkait NISN ini. Semuanya merupakan pernyataan dari Mendikbud Bapak Muhadjir Effendy, yang menyatakan bahwa NISN tidak akan ada lagi. Untuk informasi yang lebih jelasnya bisa dibaca di bawah ini:
Kami kutip dari republika.co.id (23/01/2019), dijelaskan bawah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan mulai 2019 tidak lagi Nomor Induk Siswa Nasional (NISN). Nomor tersebut diganti dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK).
"Itu mudah tinggal diubah saja, kan datanya sudah ada di sekolah. Tinggal dicek, termasuk di daerah mana, tinggal dimana, keluarganya siapa. Saya kira secara teknis tidak ada kesulitan gitu hanya kita perlu menselaraskan datanya saja," ujar Mendikbud usai bertemu dengan Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakhrulloh di Jakarta, Selasa (22/1).
Dengan dijadikannya NIK sebagai pengganti NISN, maka akan mempermudah pendataan anak-anak yang masuk dalam usia sekolah. Dalam hal ini peranan pendidikan nonformal menjadi strategis bukan lagi pelengkap tapi memiliki peran utama.
"Terutama untuk memberikan kesempatan pada peserta didik, yang dengan alasan tertentu tidak dapat masuk ke jalur formal. Sehingga nanti target kita dengan disatukannya data yang ada di Kemendagri dengan data Kemendikbud, maka wajib belajar dapat terwujud," tambah dia.
Mendikbud menjelaskan pihaknya didukung oleh Kemendagri terutama dlaam mengatur sistem penerimaan siswa baru. Melalui kerja sama itu, jika sebelumnya orang tua yang mendaftarkan anaknya maka sekarang justru sekolah bersama aparat desa yang mendata anak untuk masuk ke sekolah.
Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakhrulloh mengatakan dengan NIK dapat mengetahui anak-anak yang putus sekolah. Sehingga Mendikbud bisa memerintahkan dinas pendidikan daerah untuk mengecek kondisi anak itu.
"Kalau ternyata tidak punya biaya untuk sekolah, kita bisa mengurusnya dan memberikan Kartu Indonesia Pintar (KIP)."
Dengan demikian, lanjut Zudan wajib belajar 12 tahun bisa terwujud dengan terintegrasinya data yang ada di Kemendagri dan juga Kemendikbud.
Nah, bagaimana menurut bapak dan Ibu guru sekalian, apakah setuju jika NISN dihapuskan dan diganti oleh NIK?
Beri tahu alasanya di kolom komentar yah !